IBX5980432E7F390 Sisi Lain Negara Jepang - sampein

Sisi Lain Negara Jepang


Sampaikan Wawasan - Baru-baru ini ramai di media sosial perbincangan negara Jepang dimana seorang selebriti (sebut saja Rina Nose) yang sedang jadi trending atas keputusan pribadinya,  mengunggah foto-fotonya ketika berada di Jepang. Perbincangan menjadi ramai ketika sang selebriti mengaggumi Jepang dengan komentarnya bahwa masyarakat Jepang yang tak bertuhan tapi negaranya bersih dan maju.

Sisi Lain Negara Jepang
Sisi Lain Negara Jepang
Tak bisa dipungkiri bahwa memang Jepang merupakan negara maju. Industri otomotifnya menguasai dunia. Siapa yang tidak kenal dengan merek-merek otomotif seperti Honda, Toyota, Yamaha, Suzuki, Daihatsu? Siapa yang tidak tahu Shinkansen? Kereta cepat Jepang yang dapat melaju diatas 300 km perjam. Itu baru sebagian kemajuan Jepang, belum bidang lain yang tidak dapat disebut satu per satu disini. Terlalu banyak.

Bukan membela bangsa atau Negara Jepang yang terkenal dengan julukan Negeri Sakura atau Negeri Matahari terbit, tapi sungguh aneh jika menyebut bahwa masyarakat Jepang tak bertuhan, karena di Jepang sendiri dahulu sebelum masuknya agama lain seperti Budha, Kristen, Protestan dan Islam, di Jepang sudah ada dari ribuan tahun yang lalu agama atau kepercayaan leluhur mereka yaitu Shinto. Mayoritas penduduk jepang merupakan pemeluk agama Shinto.

Yang unik dari Shinto adalah agama tersebut tidak mengikat seseorang artinya bahwa seorang pemeluk Shinto bisa saja juga menjadi pemeluk agama lain seperti Budha, Kristen atau Katholik. Maka tidak mengherankan ketika seorang pemeluk Shinto juga merayakan Natal.

Sisi Lain Negara Jepang

Tahukah Anda bahwa angka populasi di Jepang dari tahun 2015 mengalami penurunan yang cukup signifikan? Dari beberapa media online, didapatkan informasi bahwa pada awal tahun 2017, populasi penduduk Jepang mengalami penurunan paling drastis sejak penurunan populasi tahun 1968.

Lho bukannya bagus jika populasi penduduk berkurang?
Populasi penduduk menurun di Jepang akan menyebabkan pertumhbuhan dan perndapatan perkapita Jepang juga menurun. Dampak lain dalam kurun waktu tertentu (misalnya 15 atau 20 tahun mendatang), Jepang akan kehilangan banyak generasi muda penerusnya.

Lho, biarkan saja Negara Jepang seperti itu, apa urusannya sama Negara kita?
Memang tidak ada urusannya dengan Negara kita, namun kita dapat menarik pelajaran dari apa yang terjadi di Jepang.

Penurunan populasi di Jepang disebabkan antara lain:
  • Meningkatnya biaya melahirkan dan membesarkan anak di Jepang
  • Meningkatnya jumlah wanita karir di Jepang
  • Banyaknya orang Jepang yang menunda untuk menikah dan akibatnya jumlah orang yang belum menikah padahal sudah cukup usia atau usia matang.
Fakta lain, ada hal yang membuat kita terperangah terkait dengan hubungan asmara atau hubungan seks, sebuah survey menunjukkan bahwa 20 persen dari laki-laki usia antara 25 hingga 29 tahun memiliki sedikit atau bahkan tidak tertarik memiliki hubungan seksual. Ini mungkin salah satu penyebab banyaknya orang Jepang yang menunda menikah.

Jepang juga dikenal sebagai negara yang membuat sebuah boneka yang sangat mirip manusia. Boneka-boneka dengan postur wanita ini terjual sekitar 2000 boneka. Boneka ini sering dijadikan sebagai alat pemuas seks. Banyak laki-laki Jepang yang tidak siap dengan risiko masalah rumah tangga dan mereka jauh lebih tertarik menjalin hubungan dengan boneka wanita dewasa.

Angka kematian akibat bunuh diri di Jepang juga meningkat. Peningkatan bunuh diri ini tidak terkait dengan tradisi Jepang yaitu Harakiri. Tahun 2015, lebih dari 25 ribu orang melakukan bunuh diri di Jepang, artinya sekitar 69 orang dalam satu hari yang melakukan bunuh diri. Sebagian besar yang melakukan diri adalah laki-laki. Faktor drepesi merupakan faktor dominan yang menyebabkan bunuh diri.

Para pekerja di Jepang memang dikenal pekerja keras cenderung gila kerja (workholic) dan disiplin. Namun demikian, terdapat kecenderungan peningkatan depresi dan tekanan pekerjaan. Fenomena bahwa sepulang kerja, bila tidak dalam keadaan mabuk maka seseorang belum dianggap sukses dalam pekerjaannya. Fenomena lain yang juga terjadi yaitu dikalangan remaja Jepang yang banyak mengurung diri dari kehidupan sosial, bahkan dengan keluarga dan teman.

Dari paparan singkat di atas, ada pelajaran menarik yang kita dapat bahwa kemajuan sebuah Negara yang tidak diimbangi dengan keimanan dalam beragama yang kuat dari setiap individu penduduknya akan menyebabkan penyimpangan-penyimpangan yang justru akan merugikan Negara dimasa-masa yang akan datang.

0 Komentar Untuk "Sisi Lain Negara Jepang"

Posting Komentar