Kita Hidup di Daerah Rawan Gempa
Sampein - Belum lama musibah gempa yang menimpa Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 29 Juli 2018 lalu, kita dikejutkan kembali dengan musibah yang melanda Sulawesi Tengah yaitu di Palu, Donggala, Mamuju dan Sigi. Di Donggala tidak hanya dilanda gempa, namun juga tsunami, sedangkan Palu dilanda gempa, tsunami dan likuifaksi.
Kita Hidup di Daerah Rawan Gempa |
Rentetan peristiwa alam tersebut seolah mengingatkan kita kembali bahwa kita memang hidup di kawasan rawan gempa, baik gempa karena aktivitas gunung berapi maupun pergerakan lempeng dan sesar / patahan bumi.
Letusan gunung berapi juga dapat menyebabkan gempa |
Indonesia tercatat memiliki 127 gunung berapi yang masih aktif. Seperti kita ketahui bahwa, letusan dari gunung berapi dapat menyebabkan gempa vulkanik. Selain gempa vulkanik, ada lagi gempa tektonik yang juga dapat memicu terjadinya letusan gunung berapi.
Letak Indonesia berada diatas pertemuan tiga lempeng bumi aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik. Pertemuan tiga lempeng tersebut menghasilkan lebih dari 70 sesar (patahan) aktif. Hal itu pula yang dapat memunculkan jalur gempa serta rangkaian gunung aktif di seluruh Indonesia.
Dari 70 sesar / patahan yang aktif tersebut, ada setidaknya 4 sesar / patahan yang aktif dan dikategorikan sangat berbahaya di Indonesia yaitu :
- Sesar Sumatera yang memanjang lebih dari 1.600 km mulai dari Aceh hingga Lampung.
- Sesar Mentawai berada di Kepulauan Mentawai
- Sesar Lembang, patahan ini memanjang mulai dari timur rusa tol Padalarang hingga ke Gunung Manglayang sejauh 25 km di bawah tanah Bandung.
- Sesar Palu Koro, sesar ini membelah pulau Sulawesi menjadi dua mulai dari perairan Laut Sulawesi yang berbatasan dengan Selat Makassar hingga ke Teluk Bone.
Apa yang terjadi di Palu, Donggala, Mamuju dan Sigi merupakan akibat dari pergerakan sesar Palu-Koro. Pada tahun 1909, Palu juga pernah mengalami gempa hebat 7.0 Magnitudo akibat pergerakan sesar Palu-Koro tersebut. Tahun 1968, Sulawesi Tengah juga dilanda gempa yang terjadi di lepas pantai Tambu, Kabupaten Donggala dan memicu terjadinya tsunami dengan ketinggian 10 meter dan menewaskan sedikitnya 200 orang.
Lalu apa yang harus kita lakukan?
- Selalu waspada dan memahami tanda-tanda alam. Banyak tanda-tanda alam ketika akan terjadi gempa, seperti perilaku aneh dan gelisah hewan disekitar kita bahkan tidak jarang hewan-hewan tersebut menghilang untuk menyelamatkan terlebih dahulu. Tanda lainnya yaitu, gempa berkekuatan besar biasanya didahului oleh gempa kecil, ada juga tanda berupa "awan" gempa yang bentuknya tegak seperti angin tornado. Awan gempa seperti ini pernah muncul dan banyak yang melihat ketika akan terjadinya gempa Aceh tahun 2004 dan gempa Yogyakarta tahun 2006.
- Ketika terjadi gempa, jauhi pantai dan carilah daerah yang lebih tinggi dan jauh dari pantai. Antisipasi terhadap kemungkinan terjadi tsunami.
- Dan yang terpenting adalah selalu berdoa memohon perlindungan dan keselamatan kepada Tuhan Sang Pencipta Alam.
0 Komentar Untuk "Kita Hidup di Daerah Rawan Gempa"
Posting Komentar