IBX5980432E7F390 Puasa Tak Sekedar Menahan Lapar dan Haus. - sampein aja

Puasa Tak Sekedar Menahan Lapar dan Haus.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Sampein - Secara fisik, puasa adalah tidak makan dan minum sejak waktu yang dinamakan imsyak hingga waktu maghrib. Puasa seperti ini dapat dikatakan sebagai puasa biasa. Namun sesuungguhnya puasa adalah lebih dari itu. Selain menahan haus dan lapar, puasa juga menjaga hati, mata, lisan dan pendengaran.

Puasa
Firman Allah SWT : "Barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk bagi hatinya" (QS. 64:11) dan "Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya" (QS. 50:37).

Rasulullah pernah bersabda tentang sepotong tubuh manusia yang bila baik maka baiklah seluruh diri, dan bila berpenyakit maka rusaklah seluruh diri. Sepotong dari tubuh manusia itu adalah hati.


Seorang ulama, As'id 'Abdullah al-Qarni, menggambarkan betapa setiap mahkluk memiliki dua hati, satu hati yang hidup dan berdenyut dalam siraman cahaya iman, dan satu lagi hati yang mati dan tertutup penyakit dan kotoran.

Bagaimana hati berpuasa?
  • Dengan mengosongkannya dari semua penyakit syirik, iri dan dengki, niat jahat dan buruk atau pikiran kotor dan negatif lainnya. Dengan menyiraminya
    Dengan menyiraminya hanya dengan cinta kepada Allah
  • Hanya dengan demikianlah hati seorang mukminin akan bermandi cahaya dan terbebas dari kegelapan.
Hati orang-orang yang beriman, berpuasa bukan saa dalam bulan Ramadhan, tetapi juga di saat-saat lain. Imam Abu Hamid Al-Ghazali menggambarkan adanya tiga jenis atau level puasa yaitu :

  • Puasa "biasa", ditandai dengan sekedar tidak makan dan tidak minum serta tidak berhubungan suami istri.
  • Puasa "khusus", ditandai dengan terpeliharanya telinga, mata, lisan, tangan dan kaki serta semua organ tubuh lain dari dosa dan kesia-siaan.
  • Puasa "ekstra khusus", selain gabungan di atas, ditambah dengan berpuasanya hati dari segala keperdulian duniawi yang tidak berharga, sehingga hati hanya diisi dengan ingatan akan Allah Yang Maha Besar. Kalau pun memikirkan urusan dunia maka hanya demi mengejar kepentingan akhirat. Inilah tingkatan puasa tertinggi yang dilakukakan para Nabi dan orang-orang yang dekat dengan Allah.

Bagaimana cara berpuasa tidak biasa atau puasa khusus?

  • Jangan melihat apa pun yang tidak disukai Allah SWT. Menundukkan pandangan dari apa pun yang tidak baik atau mengganggu hati serta merusak ingatan kepada Allah SWT. Rasulullah pernah bersabda bahwa pandangan nata seseorang bagaikan anak-anak panah beracun yang dilontarkan setan yang terkutuk, dan bahwa mereka yang berusaha memelihara pandangannya akn merasakan manisnya iman (HR Al-Hakim).
  • Memelihara lisan dari dusta, omong-kosong, gosip / ghibah, kata-kata kotor dan kasar atau berbantah. Puasa lisan seperti ini perlu disertai dengan lidah yang selalu basah oleh kalimat dzikirullah.
  • Menutup telinga dari mendengar hal-hal yang buruk
  • Melindungi seluruh organ tubuh dari melakukan dosa. Apakah gunanya menahan lapar dan haus, sementara tangan tetap membantu terjadinya kemaksiatan dan mulut mengunyah makanan yang tidak jelas halal-haramnya saat berbuka. Apa bedanya dngan seseorang yang membangun istana tetapi menghancurkan kota di sekitarnya.
  • Jangan makan berlebihan
  • Selalu berdoa dengan rasa takut tak dikabulkan dan harapan bahwa semua doa kita akan diterima Allah SWT.

Semoga kita dapat melaksanakan puasa yang demikian dan selalu mendekatkan kita dengan Allah SWT, amiin.

0 Komentar Untuk "Puasa Tak Sekedar Menahan Lapar dan Haus."

Posting Komentar