Hubungan Masjid Al Aqsa dan Indonesia
Ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa kedutaan besarnya di Israel yang semula berada di Tel Aviv akan dipindahkan ke Yerusalem, dunia menjadi gempar. Hampir seluruh dunia mengecamnya, termasuk Indonesia.
Namun kali ini Sampein tidak membahas masalah pemindahan kedudes Amerika di Israel tersebut. Bukannya tidak mengecam tindakan Presiden Donald Trump, justru kali ini Sampein mengulas dari sisi lain peran Indonesia kepada Palestina dalam hal ini Yerusalem dan khususnya Masjid Al Aqsa.
Seperti diketahui, Masjid Al Aqsa berada di Yerusalem yang merupakan kota suci bagi agama besar di dunia yaitu Islam, Kristen dan Yahudi.
Bagi Umat Islam, Masjid Al Aqsa adalah salah satu tempat yang disucikan. Dari Masjid inilah Rasulullah SAW bermi'raj menghadap kepada Allah SWT untuk menerima perintah Shalat lima waktu. Sejak itu, Masjid Al Aqsa dijadikan arah tujuan shalat atau kiblat pertama umat Islam pada saat itu sebelum arah kiblat dipindahkan ke Kabah yang berada di kota Mekah.
Masjid Al Aqsa yang pada Oktober 2016 oleh salah satu badan dunia dari PBB yaitu UNESCO diakui sebagai peninggalan peradaban Islam ini, pada tahun 1969 dibakar oleh seorang Yahudi berkewarganeraan Australia bernama Dennis Michael Rohan. Kejadian tersebut membuat seluruh tembok masjid termasuk sebuah mimbar besar terbakar habis.
Indonesia? ya Indonesia terlibat dalam proses pembuatan replika mimbar tersebut. Pasalnya, ada lima orang Indonesia asal Jepara yang tentu saja para ahli ukir yang terlibat dalam pembuatan replika tersebut. Kelima orang tersebut bernama Abdul Mutholib, Zaenal Arifin, Ali Ridho, Sarmidi dan Mustafid Dinul Azis. Selain itu, rekronstruksi dari replika Mimbar Salahudin dilakukan oleh tim dari ITB Bandung. Kayu yang digunakan untuk replika mimbar tersebut adalah kayu yang berasal dari pulau Sulawesi.
Itulah salah satu kontribusi dan peran Indonesia pada Masjid Al Aqsa. Semoga Masjid Al Aqsa dan Palestina selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Amiin ya Rabbal Alamin.
Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Palestina |
Namun kali ini Sampein tidak membahas masalah pemindahan kedudes Amerika di Israel tersebut. Bukannya tidak mengecam tindakan Presiden Donald Trump, justru kali ini Sampein mengulas dari sisi lain peran Indonesia kepada Palestina dalam hal ini Yerusalem dan khususnya Masjid Al Aqsa.
Seperti diketahui, Masjid Al Aqsa berada di Yerusalem yang merupakan kota suci bagi agama besar di dunia yaitu Islam, Kristen dan Yahudi.
Bagi Umat Islam, Masjid Al Aqsa adalah salah satu tempat yang disucikan. Dari Masjid inilah Rasulullah SAW bermi'raj menghadap kepada Allah SWT untuk menerima perintah Shalat lima waktu. Sejak itu, Masjid Al Aqsa dijadikan arah tujuan shalat atau kiblat pertama umat Islam pada saat itu sebelum arah kiblat dipindahkan ke Kabah yang berada di kota Mekah.
Masjid Al Aqsa yang pada Oktober 2016 oleh salah satu badan dunia dari PBB yaitu UNESCO diakui sebagai peninggalan peradaban Islam ini, pada tahun 1969 dibakar oleh seorang Yahudi berkewarganeraan Australia bernama Dennis Michael Rohan. Kejadian tersebut membuat seluruh tembok masjid termasuk sebuah mimbar besar terbakar habis.
Lalu dimana hubungannya antara Masjid Al Aqsa dan Indonesia?
Mimbar besar yang bernama Mimbar Salahudin (sebagai penghormatan kepada Salahudin Al Ayyubi yang berhasil merebut kembali Yerusalem dari tentara salib pimpinan Richard The Lion Heart dan mengembalikan Al Aqsa sebagai rumah ibadah bagi kaum muslimin) yang pada peristiwa pembakaran tahun 1969 tersebut habis terbakar. Atas gagasan Raja Husein dari Yordania yang bernisiatif menggantikannya dengan membuat replika Mimbar Salahudin. Proses pembuatan replika dikerjakan di Yordania yang memakan waktu empat tahun yaitu mulai dari tahun 2003 hingga tahun 2007. Selain negara Yordania, ada negara lain yang terlibat dalam proses pembuatan replika Mimbar Salahudin ini yaitu Turki, Aljazair dan tentu saja Indonesia.Indonesia? ya Indonesia terlibat dalam proses pembuatan replika mimbar tersebut. Pasalnya, ada lima orang Indonesia asal Jepara yang tentu saja para ahli ukir yang terlibat dalam pembuatan replika tersebut. Kelima orang tersebut bernama Abdul Mutholib, Zaenal Arifin, Ali Ridho, Sarmidi dan Mustafid Dinul Azis. Selain itu, rekronstruksi dari replika Mimbar Salahudin dilakukan oleh tim dari ITB Bandung. Kayu yang digunakan untuk replika mimbar tersebut adalah kayu yang berasal dari pulau Sulawesi.
Itulah salah satu kontribusi dan peran Indonesia pada Masjid Al Aqsa. Semoga Masjid Al Aqsa dan Palestina selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Amiin ya Rabbal Alamin.
0 Komentar Untuk "Hubungan Masjid Al Aqsa dan Indonesia"
Posting Komentar