IBX5980432E7F390 6 Alasan Mengapa Hari Valentine HARAM Hukumnya Untuk Umat Islam, Baca dan Sebarkan ! - sampein

6 Alasan Mengapa Hari Valentine HARAM Hukumnya Untuk Umat Islam, Baca dan Sebarkan !

via : Islam Official
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Valentine, pasti banyak kalangan yang sudah tak asing lagi dengan hari valentine ( Valentine Days). Pada hari itu dirayakan sebagai suatu tanda cinta dan kasih seseorang. Bukan hanya untuk kaum remaja yang lagi jatuh cinta, Tapi hari valentine mempunyai makna yang sangat luas.

Contohnya kasih sayang antara sesama, pasangan suami terhadap istri, orang tua terhadap anak, kakak terhadap adik dan lain sebagainya. sehingga valentine days terkenal dengan hari kasih sayang.

Sejarah Hari Valentine (Valentine Day)

Banyak versi tersebrar di dunia maya mengenai asal-usul hari tersebut, Namun pada umumnya banyak orang yang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai saat dahulu bangsa Romawi memperingati suatu tanggal hari besar setiap menjelang tanggal 15 Februari yang disebut "Lupercalia".

Perayaan itu merupakan rangkaian upacara pensucian pada masa Romawi Kuno sekitar 13-18 Februari. Untuk 2 hari pertama, dipersembahkan kepada dewi cinta (Queen Of Feverish Love) Juno Februata.

Pada perayaan itu, para pemuda mengundi nama–nama setiap gadis di dalam kotak. Lalu pemuda itu mengambil nama secara acak dan nama gadis yang keluar sebagai pilihannya harus menjadi pasangannya selama setahun untuk bersenang-senang dan dijadikan obyek hiburan saja.

Pada tanggal 15 Februari, mereka meminta perlindungan kepada dewa Lupercalia dari segala gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Pada saat Agama Kristen Katholik menjadi agama di negara Roma, penguasa bangsa Romawi dan para tokoh agama katolik Romawi memelihara upacara ini dan menghiasinya dengan nuansa kristiani.

Agar lebih dekat lagi pada ajaran kristen, pada tahun 496 M, Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno tersebut menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine's Day untuk menghormati kematian St.Valentine pada tanggal 14 Febuari (The World Book Encyclopedia 1998)

Hubungan Antara Hari Kasih Sayang dengan Valentine Day

Hari Valentine itu dulunya berasal dari upacara keagamaan bangsa Romawi Kuno yang penuh dengan kesyirikan, Upacara ini akhirnya dkganti menjadi hari perayaan gereja atas inisiatif seorang yang bernama Paus Gelasius I.

Jadi hari valentine ini merupakan ritual agama Nashrani yang dirubah tanggal peringatannya menjadi 14 Februari, bertepatan dengan matinya seorang yang ternama yaitu St. Valentine.

Hari valentine merupakan hari penghormatan kepada tokoh kaum nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta dan kasih.

Pada jaman yang super modern ini, perayaan valentine day berkembang begitu jauh menjadi sebuah “hari kasih sayang”. Sungguh tragis memang kondisi umat manusia untuk saat ini.
Lalu apakah haram merayakan hari valentine?
Ya tentu saja, kita sebagai umat Islam sangat diharamkan untuk merayakannya.

Ini 6 Alasan Mengapa Haram Merayakan Hari Valentine (Valentine Day)


1. Merayakan Hari Valentine berarti meniru ritual Orang Kafir.

Dalam agama islam, kita sangat diharamkan untuk meniru orang kafir, Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat dan juga dapat ditemukan dalam sabda baginda kita Rasulullah SAW dan menjadi kesepakatan para Ulama.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menjelaskan secara umum agar kita tidak pernah meniru-niru gaya orang kafir. Beliau bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ [hal. 1/269] mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman dalam Irwa’ul Gholil no. 1269).

Jelas sekali bahwasanya hari valentine itu adalah perayaan paganisme, lalu di pelihara menjadi sebuah ritual kamu Nashrani. Jika merayakannya berarti kita telah meniru-niru ritual mereka. Naudzubillah..

2. Merayakan Ritual Orang Kafir Bukan Ciri Orang yang Beriman

Allah SWT berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon [25]: 72)

Ibnul Jauziy dalam Zaadul Masir mengatakan bahwa ada 8 pendapat tentang makna sebuah kalimat yaitu “tidak menyaksikan perbuatan zur”, pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena semua pendapat itu hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur.

Salah satu pendapat yang ada mengatakan bahwa “tidak menyaksikan perbuatan zur” adalah tidak menghadiri perayaan (ritual) kaum musyrik. Itulah yang dikatakan oleh Ar Robi’ bin Anas

Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan (Ritual) kaum nashrani.

3. Mengagungkan Pejuang Cinta Maka Akan Berkumpul Bersamanya Nanti di Hari Kiamat.

Jika seseorang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ

“Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

مَا أَعْدَدْتَ لَهَا

“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”

Orang tersebut menjawab,

مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,

فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”


Anas pun mengatakan,


فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”

Bayangkan, bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan oleh kita adalah seorang tokoh Nashrani yang hanya dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta disaat raja melarang untuk menikahkan para pemuda.

Valentine itulah yang dianggap sebagai pahlawan dan pejuang pada masa itu.

Lihatlah sabda Nabi muhammad SAW di atas: “Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai”.

Jika Anda seorang muslim/muslimah, manakah yang akan Anda pilih?, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas itu kafir? subhanallah sungguh tidak ada kesadaran kita yang merayakan ritual ini.

Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan orang-orang kafir? Semoga menjadi bahan renungan bagi Anda, wahai para pengagum Hari Valentine!

4. Kata Selamat Hari Valentine Mengakibatkan Kesyirikan dan Maksiat.

Mengutip dari berbagai sumber, Valentine sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti "Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa". Kata ini ditunjukan pada Nimrod dan Lupercus, tuhannya bangsa Romawi.

Maka dari itu, tanpa disadari ketika kita meminta seseorang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama saja dengan kita meminta orang lain menjadi “Sang Maha Kuasa”.

Sungguh perbuatan ini merupakan kesyirikan yang sangat besar, menyamakan manusia dengan Sang Khalik Maha Pencipta Manusia, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.

5. Valentine Menjadi Hari Semangat Untuk Berzina

Perayaan Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang di masa sekarang ini mengalami perbedaan yang sangat jauh.

Kalau dulu di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka untuk masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas para kaum remaja.

Contohnya mulai dari pesta, kencan, bertukar hadiah, hingga penghalalan praktek zina secara lumrah. Semua hanya mengatasnamakan semangat cinta dan kasih.

Pada perayaan hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan yang ditetapkan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan remaja itu menjadi boleh. padahal jelas itu Dosa Besar !

Alasan mereka melakukan itu semua adalah ungkapan rasa kasih sayang. Na’udzu billah min dzalik.

Menurut ajaran islam mendekati zina saja sudah haram, apalagi jika sampai melakukannya. Allah SWT berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’ [17]: 32)

Pada sebuah Tafsir Jalalain juga dikatakan bahwa larangan dalam ayat tersebut lebih keras dari pada perkataan ‘Janganlah melakukannya’.

6. Merayakan Ritual Setan

Menjelang hari kasih sayang inilah berbagai macam makanan coklat, bunga dan barang souvenir lainhya laku keras diperdagangkan. Berapa jumlah uang yang kamu hamburkan ketika merayakannya itu? Lebih mulia ketika kita me-sedekahkannya ke kaum yang lebih membutuhkan.

Tetapi hawa nafsu itu berkehendak lain, Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti daripada hal positif lainnya. Itulah perilaku menghambur-hamburkan uang yang dilakukan saat perayaan hari valentine yang mungkin bisa milyaran rupiah dihabiskan ketika seluruh penduduk Indonesia merayakannya, hanya demi sebuah perayaan sesat yaitu Valentine Day.

Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27). Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini. Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim)

Itulah 6 Larangan Merayakan Hari Kasih Sayang ( Valentine Day) bagi umat Islam. Perlu kamu ketahui, bahwa meryakan hari Valentine itu bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh Agama lainnya.

Oleh karena itu, kami ingatkan agar kita semua kaum muslimin tidak ikut-ikutan dengan merayakan hari Valentine day ini, tidak boleh mengucapkan selamat hari Valentine, juga tak boleh membantu menyemarakkan acara tersebut karena ini termasuk tolong menolong dalam dosa dan kemaksiatan.

Ingatlah, Setiap manusia haruslah takut pada kemurkaan Allah SWT, Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan disebarkan kepada kamu muslimin lainnya yang mungkin belum mengetahuinya.

Semoga kita semua selalu diberi taufik dan hidayah oleh Allah SWT. Amin Allahuma Amin.. (Fz/Sn)

Baca juga yaa:

0 Komentar Untuk "6 Alasan Mengapa Hari Valentine HARAM Hukumnya Untuk Umat Islam, Baca dan Sebarkan !"

Posting Komentar